Monday, July 25, 2011

Pertamina: Jangan Pernah Mimpi Kami Kejar Petronas


Jakarta - PT Pertamina (Persero) merasa tidak didukung banyak pihak untuk menjadi perusahaan besar, bahkan untuk sekadar mengalahkan perusahaan migas Malaysia Petronas yang dulunya justru merupakan 'anak didik' BUMN tersebut.

Vice President Corporate Communication Pertamina M. Harun mengatakan selama ini Pertamina diminta berkorban dan merugi untuk penjualan BBM subsidi atau elpiji subsidi.

Padahal di sisi lain, sebagai badan usaha, BUMN itu juga dituntut untuk memberikan keuntungan. Ini sesuai dengan UU No.19 tahun 2003 tentang BUMN.

"Inilah masalahnya. Jangan pernah mimpi kita bisa kejar Petronas kalau kondisi seperti ini," kata Harun kepada detikFinance, Senin (25/7/2011).

Harun menyesalkan karena permintaannya menaikkan alpha BBM subsidi Rp 50 per liter tidak dikabulkan Komisi VII DPR. Saat ini alpha BBM subsidi hanya Rp 595,46 per liter.

Ini membuat Pertamina rugi dalam penjualan BBM subsidi, di tengah harga minyak yang terus naik.

"Sementara Petronas diberikan marjin yang layak, dan negara yang mensubsidi. Sekarang ini jadi beban Pertamina," kata Harun.

Selain itu, kata Harun, Pertamina juga harus merelakan uangnya Rp 5 triliun untuk menjaga stok BBM dalam negeri tetap terjaga.

"Hampir Rp 5 triliun untuk jaga stok BBM dalam negeri dan uang ditu menganggur. Dan itu tidak pernah diperhitungkan," jelasnya.

Seperti diketahui, DPR telah memutuskan alpha atau 'imbalan' untuk penjualan BBM bersubsidi dalam APBN-P 2011 tidak mengalami perubahan atau tetap Rp 595,46 per liter. Pemerintah sebelumnya mengusulkan kenaikan alpha BBM bersubsidi Rp 50 per liter mulai Agustus 2011. Jika alpha BBM bersubsidi jadi dinaikkan Rp 50 per liter, dalam perhitungan pemerintah, rata-rata alpha BBM bersubsidi dari Januari hingga Desember 2011 mencapai Rp 618,68 per liter.

Menurut Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh, usulan kenaikan alpha ini dilatarbelakangi karena Pertamina sebagai pelaksana PSO, mengalami kerugian dalam 2 tahun terakhir. Di 2009, kerugian Pertamina mencapai Rp 4,9 triliun. Sedangkan pada 2010, kerugiannya mencapai Rp 2,5 triliun. Di sisi lain, sebagai badan usaha, BUMN itu juga dituntut untuk memberikan keuntungan. Ini sesuai dengan UU No.19 tahun 2003 tentang BUMN.

Jika alpha BBM bersubsidi jadi dinaikkan Rp 50 per liter, dalam perhitungan pemerintah, rata-rata alpha BBM bersubsidi dari Januari hingga Desember 2011 mencapai Rp 618,68 per liter.

(dnl/qom)

Silakan berkomentar...


[daf]